ILMU PENDIDIKAN


by Iffa Nurmutia Khalim, S.Kom

Assalamualaikum wr.wb


Sudah sekitar 8 tahun saya menjadi seorang pendidik, dan selama perjalanan sebagai seorang pendidik, saya mendapatkan berbagai pengalaman, pengalaman baik, bahagia ataupun  susah  dan sedih. Semua itu saya terima dengan berbagai rasa campur aduk sebagai langkah / proses untuk mencapai kedewasaan dan kemandirian peserta didik dalam segala hal baik dilingkungan sekolah maupun dalam pergaulan dilingkungan peserta itu berada. 
Untuk itulah, dalam menjalankan semua hal diatas, saya harus paham benar dan memiliki landasan  kuat yang dapat menuntun saya untuk menemukan berbagai cara dalam proses pengembangan peserta didik, baik secara material ataupun konseptual. Landasan material lebih ke arah fisik yang berwujud seperti adanya peserta yang kita didik, adanya suatu lingkup atau ruang gerak, dan juga fasilitas sarana prasarana sebagai alat untuk membantu mengembangkan diri. Sedangkan landasan konseptual lebih kepada apa yang saya gunakan sebagai acuan atau tumpuan seperti filosofi, yuridis, empiris dan religi, agar tidak bertabrakan dengan lambang negara kita yaitu Pancasila.

Peserta didik?! kenapa kita harus mengenal karakteristik peserta didik?
Karena dalam merancang dan menentukan berbagai metode yang akan kita gunakan untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, salah satu caranya adalah dengan mengetahui karakteristik peserta didik kita. Yang mana mereka tumbuh besar  pada lingkungan yang berbeda-beda. Karakteristik peserta didik sangatlah beragam, baik secara etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kecerdasannya, bakat, kemampuan awal, motivasi, persepsi, retensi, transfer belajar, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan spiritual dan perkembangan motorik. Untuk itu pendidik diminta untuk mengenal terlebih dahulu karakteristik peserta didik agar tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran yang ingin dicapai.

Dalam teori belajar kita mengenal yang namanya teori belajar : Behavioristik, Kognitif, Konstruktivistik dan Humanistik

Pada awal pembelajaran pendidik memberikan stimulus/rangsangan dengan menampilkan materi berupa power point, video, ataupun dalam bentuk alat peraga atau poster bergambar kepada peserta didik untuk mendapatkan suatu reaksi atau respon dari peserta didik. (teori behavioristik)
Setelah pemberian stimulus/rangsangan kepada peserta didik akan terjadi suatu reaksi untuk mencari informasi dengan cara mengumpulkan berbagai data yang dibutuhkan dari berbagai sumber (buku, media sosial atau internet). yang kemudian akan menghasilkan suatu diskusi kecil antara rekan sejawat (Teori kognitif)
Ketika peserta didik mulai aktif untuk berfikir kritis, maka akan menghasilkan suatu konsep rancangan tentang hal-hal yang sudah dipelajari (Teori Konstruktivistik). Dalam situasi ini, Pendidik diharap dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan observasi (orientasi) yang kemudian hasil observasi didiskusikan bersama dengan berbagai cara penyampaiannya baik secara lagsung ataupun melalui media daring (Elitasi), sehingga dapat membangun ide-ide baru setelah rekan sejawat atau pendidik menanggapi hal yang disampaikan (restrukturisasi ide). Setelah bermunculan berbagai ide-ide baru, diharapkan peserta didik  mampu mengaplikasikannya dalam memecahkan suatu masalah  dengan berbagai macam metode dan dapat merevisi atau menambahkan hal-hal yang dianggap perlu dalam penyelesainnya.(penggunaan ide baru dan review). 
Dalam proses pembelajaran diatas, secara tidak langsung akan membentuk karakteristik peserta didik menjadi orang yang berjiwa mandiri, mampu mengambil keputusan dengan baik dan benar serta meningkatkan pengetahuan dan kreativitasnya (Teori Humanistik)

Nah, untuk mendapatkan berbagai hal-hal tersebut sangatlah dibutuhkan yang namanya perencanaan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan, atau sering disebut dengan Kurikulum pembelajaran. Dalam pengembangan dan pengimplementasiannya, kurikulum harus dilaksanakan secara konsisten dan efektif untuk membangun manusia indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Y.M.E, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab mulai dari tingkatan TK, SD/ MI, SMP/MTS hingga tingkat SMA/SMK/MA. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan, maka kurikulum dari tahun ke tahun akan selalu mengalami perubahan. Perubahan kurikulum dapat dilihat dari jenisnya, mulai dari kurikulum tahun 1947-1968 kurikulum sebagai rencana pelajaran, dalam perkembangan berikutnya kurikulum tahun 1975-1994  menjadi kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan, dan sampai saat ini kurikulum tahun 2004-2013 berubah menjadi kurikulum berbasis kompetensi dikarenakan adanya revolusi industri yang sudah dan harus berkembang di indonesia.
Kurikulum memiliki berbagai peran, yaitu konservatif (nilai-nilai budaya), kreatif (cara berpikir baru) dan kritis dan evaluatif (menilai dan memilih). Dalam proses pengembangannya ketiga peran ini haruslah berjalan secara seimbang dan untuk menyelaraskannya mebutuhkan dukungan dari semua pihak termasuk guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum, agar mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Isi kurikulum memiliki 4 fungsi, yaitu: fungsi pendidikan umum, suplementasi, eksplorasi dan keahlian.
Fungsi pendidikan umum untuk mempersiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang baik dan bertanggung jawab. 
Fungsi Suplementasi untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik sesuai dengan kemampuan bakat dan minat peserta didik. 
Fungsi Eksplorasi untuk menemukan dan mengembangkan minat dan bakat peserta didik.
Fungsi Keahlian untuk mengembangkan kemampuan ketrampilan peserta didik.
Untuk menciptakan ke 4 hal tersebut, maka dibutuhkan yang namanya anatomi kurikulum/ komponen kurikulum, yang terdiri dari tujuan, isi, aktivitas belajar dan evaluasi. Didukung oleh adanya visi, misi serta tujuan yang ingin dicapai masyarakat agar tersusun rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang akan dipelajari. Melalui kurikulum yang ideal guru setidaknya dapat merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik, menentukan isi atau materi sebagai penguatan kompetensi, menyusun strategi pembelajaran dan menentukan keberhasilan pencapaian. Dalam pengembangannya guru memerlukan beberapa prinsip, yaitu relevansi (internal dan eksternal), fleksibilitas, kontinuitas, efektivitas dan efisiensi. 
Batasan Pokok dalam implementasi kurikulum, diantaranya adalah : 
1. Pengembangan program yang mencakup prota, promes, triwulan, bulanan, dan harian serta konseling atau remidial
2. Proses interaksi antar peserta didik dengan lingkunganya.
3. Evaluasi dilaksanakan sepanjang proses
Faktor yang berpengaruh dalam pengimplementasian diatas adalah guru, peserta didik, sarpras, lingkungan, komunitas, budaya dan ideologi, supervisi dan proses asesmen sebelum pelaksanaan implementasi kurikulum. 
Dalam pencapaian itu semua, maka diperlukan berbagai strategi yang dimunculkan dalam setiap proses perkembangan dan pengimplementasiannya, yaitu dengan cara menjadi seorang yang selalu mampu berfikir kritis, kolaboratif, komunikatif dan kreatif.

Sekian Paparan Materi Ilmu Pendidikan atau yang sering juga disebut dengan pedagogik.

Selalu semangat untuk bapak ibu guru semua dalam memperdalam dan mengembangkan ilmu pendidikan atau pedagogik agar tercipta peserta didik yang berwawasan luas, berkarakter, beragama dan juga ber4C
Wassalamualaikum wr.wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRODUKSI MASSAL